Hari Jadi Ketua GBB KT, Kristianto Tunjang: Ormas Yang Mengakar Dari Rumpun Masyarakat Adat

    Hari Jadi Ketua GBB KT, Kristianto Tunjang: Ormas Yang Mengakar Dari Rumpun Masyarakat Adat
    Gambar: Kristianto D Tunjang, Ketua Gerakan Betang Bersatu Kalimantan Tengah (GBB KT))

    PALANGKA RAYA - Keberadaan Organisasi Masyarakat (Ormas) dalam tatanan kehidupan sosial, baik bernegara dan masyarakat umum. Tentunnya perlu disikapi dengan baik, karena keberadaannya, Punya peranan penting dalam bingkai NKRI.

    Ormas merupakan suatu perkumpulan golongan yang mempunyai Misi dan Visi satu tujuan, baik sebagai Sosial Kontrol, pengembangan budaya, adat istiadat serta perjuangan dalam cinta terhadap Palsafah Negara.

    Ormas Gerakan Betang Bersatu Kalimantan Tengah (GBB KT), telah melalui Regenerasi pemimpin. Didirikan dengan satu tujuan, memperjuangkan Harkat dan Martabat masyarakat adat Dayak, khususnya Kalimantan Tengah.

    Dengan semboyan bahasa kata 'Betang Bersatu', arti yang sangat dalam, dengan perpaduan bahasa Dayak dan Indonesia. Betang, yaitu rumah adat masyarakat Dayak Kalteng. Mengandung Pilosofi, tempat untuk memusyawarahkan segala hal permasalah yang ada di masyarakat adat Dayak.

    Lebih dalam arti pilosofi, tempat berkumpul atau tinggal masyarakat adat Dayak dengan perbedaan, baik pikiran, keyakinan dan kultur, tetapi bisa berkumpul tanpa membedakan itu semua.

    Bersatu, bahasa indonesia yang mengartikan, menyatukan semua pikiran dan segala apa yang dimufakatkan, untuk satu tujuan yang mulia.

    Hari ini, Kristianto Tunjang atau biasa disapa Deden, ketua GBB KT, Re - generasi ketiga. Merayakan hari jadi kelahirannya, dan momentum mengangkat GBB KT dalam tatanan masyarakat Kalteng.

    Dalam perjalanannya, ormas ini berjalan seiring baru dibangunnya rumah adat Betang Hapakat, yang sekarang masih kantor sekretariatnya, serta Kantor Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng.

     "Pada kesempatan ini, saya mengharapkan ormas ini, bisa tempat masyarakat berkumpul menyatukan pikiran dan pemikiran dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat adat Dayak Kalteng, " ungkap Deden.

    Deden menyatakan, GBB KT bisa menyatukan masyarakat adat dari rumpun bawah, masayarakat pelosok yang selama ini, dalam penyampaian musyawarah, belum secara utuh dapat berorganisasi.

    Terbuka dalam mencapai tujuan, sebagai simbol Huma Betang, tempat berkumpul dan bermusyawarah dalam memecahkan suatu masalah yang dialami masyarakat adat Dayak.

     "GBB KT harapan kedepannya, bisa menyatukan visi, melangkah dari rumpun masyarakat adat, mufakat untuk satu tujuan, membela utus masyarakat adat Dayak, dalam bingkai NKRI, " tegasnya. 

    Diakhir kata, GBB KT turut serta menjaga keutuhan NKRI dari Paham Radikalisme, serta bagaimana IKN Nusantara yang telah dicanangkan di Panajam, Kaltim, bisa berjalan seperti harapan masyarakat Indonesia.

    palangka raya
    Indra Gunawan

    Indra Gunawan

    Artikel Sebelumnya

    Antusias Masyarakat Pulau Hanaut Ikuti Kegiatan...

    Artikel Berikutnya

    Brigpol Rochim Lakukan Pemeliharaan dan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Andrie Ellia Embang, Dalam Buku Kajian Sosiologi Ekonomi
    MA Tolak Kasasi Pemohon Tanah di Jalan George Obos 12 Palangka Raya
    Pengamat Perkebunan, Rawing Rambang: Apresiasi Perayaan Hari Buruh Dengan Hal  Positif
    Polda Kalteng Diskusi Bersama 25 Serdik Lemhannas Bahas Strategi Dalam Menjaga Kamtibmas
    Wilson Lalengke:  Disomasi Hendry Bangun, Dewan Kehormatan PWI Semakin Tidak Terhormat

    Ikuti Kami